MAKALAH
KEPERAWATAN KOMUNITAS III
“KESEHATAN
KOMUNITAS DAN KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS”
Oleh:
Kelompok
10
1. Catarina Ruslina U. (101.0015)
2. Eka Ratna Mustika (101.0031)
3. Fetriana
Ayu Dwitanti (101.0041)
4. Puspitasari A. (101.0087)
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2013
KATA
PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Keperatawatan Komunitas III “Kesehatan Komunitas dan
Konsep Dasar Keperawatan Komunitas”.
Dalam menyusun makalah
ini, penulis menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki sangat terbatas,
akan tetapi penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah
mata kuliah ini dengan sebaik-baiknya, sehingga penulis berharap ini dapat berguna bagi mahasiswa yang membaca
makalah ini, masyarakat pada umumnya serta bagi penulis sendiri pada khususnya.
Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini.
Akhirnya penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati segala kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun akan penulis terima. Dan akhirnya penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penambahan ilmu pengetahuan.
Surabaya,
1 Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2.
Rumusan Masalah .................................................................................. 2
1.3.
Tujuan ....................................................................................................2
1.4.
Manfaat ..................................................................................................3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Kesehatan .............................................................................4
2.2.
Indikator Sehat ......................................................................................5
2.3.
Karakteristik dan
Perilaku Sehat.............................................................7
2.4.
Kesehatan Komunitas
............................................................................9
2.5.
Konsep Dasar
Keperawatan Komunitas .................................................9
2.5.1
Definisi
Keperawatan ................................................................12
2.5.2
Definisi Komunitas ....................................................................13
2.5.3
Definisi
Keperawatan Komunitas ...............................................14
2.5.4
Tujuan Keperawatan
Komunitas ................................................15
2.5.5
Asumsi Dasar
Keperawatan Komunitas .....................................16
2.5.6
Paradigma
Keperawatan Komunitas ..........................................16
2.5.7
Sasaran Keperawatan
Komunitas ..............................................18
2.5.8
Strategi
Pelaksanaan Keperawatan Komunitas ...........................20
2.5.9
Ruang Lingkup
Keperawatan Komunitas .................................. 24
2.5.10 Prinsip
Pemberian Pelayanan Keperawatan Komunitas ............. 24
2.5.11 Peran Perawat Komunitas .........................................................26
BAB 3
PENUTUP
3.1.... Kesimpulan
..........................................................................................30
3.2.... Saran
...................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................32
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada masa lalu,
sebagian besar individu dan masyarakat
memandang kesehatan yang baik atau kesejahteraan sebagai suatu kondisi
kebalikan dari penyakit atau kondisi tidak adanya penyakit. Sikap yang
sederhana ini dapat dengan mudah; dimana seseorang dianggap sehat atau sakit,
tanpa ada rentang di antaranya. Pada abad ke 21 sehat dipandang dengan
perspektif yang lebih luas. Aspek sehat yang lebih luas antara lain memasukkan
elemen-elemen seperti rasa memilki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat
hidup, jaringan dukungan social yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau
tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan
dalam mencapai masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran lingkungan
dan faktor perilaku merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada
kesehatan. Mengutip konsep dari H.L. Blum, secara umum pelayanan kesehatan
terdiri dari empat upaya yaitu pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan
dan pemulihan kesehatan. Dalam kaitannya dengan peningkatan dan kemajuan
masyarakat. Pelayanan kesehetan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang dialami atau dihadapi masyarakat agar dapat terhindar dari kematian dini,
kecacatan, bahkan rendahnya taraf kebugaran sehingga terjaga produktivitas
penduduk.
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah
bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan,
ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secarakeseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan
(Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
1.2
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah
yang dapat ditarik dari latar belakang diatas adalah
1. Apa
pengertian keperawatan
2. Apa
pengertian komunitas
3. Apa
pengertian keperawatan komunitas
4. Apa
tujuan keperawatan komunitas
5. Bagaimana
paradigma keperawatan komunitas
6. Bagaimana
sasaran keperawatan komuntas
7. Bagaimana
ruang lingkup keperawatan komunitas
8. Apa
peran perawat komunitas
1.3
Tujuan
1. Tujuan
umum :
a. Untuk
mengetahui konsep keperawatan komunitas
2. Tujuan
khusus :
a. Untuk
mengetahui pengertian keperawatan
b. Untuk
mengetahui pengertian komunitas
c. Untuk
menngetahui pengertian keperawatan komunitas
d. Untuk
mengetahui tujuan keperawatan komunitas
e. Untuk
mengetahui paradigm keperawatan komunitas
f. Untuk
mengetahui sasaran keperawatan komunitas
g. Untuk
mengetahui ruang lingkup keperawatan komunitas
h. Untuk
mengetahui peran perawat komunitas.
1.4
Manfaat
Manfaat makalah ini
adalah untuk membantu mahasiswa agar mengerti tentang
kesehatan komunitas dan konsep dasar keperawatan komunitas. Dengan klasifikasi pengertian
kesehatan, indicator sehat, karkteristik dan perilaku sehat.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Kesehatan
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya
terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia
yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan
bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat
mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif
(Edelman dan Mandle. 1994):
a.
Memperhatikan
individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b.
Memandang
sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam
hidup.
UU No.23, 1992
tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di
dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.
Sehat menurut model
Neuman adalah suatu keseimbangan biopsiko-sosio-cultural dan spiritual pada
tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten. Keperawatan
ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dengan berfokus pada empat
intervensi yaitu: intervensi yang bersifat promosi dilakukan apabila gangguan
yang terjadi pada garis pertahanan normal yang terganggu. Sedangkan intervensi
yang bersifat kurasi atau rehabilitasi dilakukan apabila garis pertahanan
resisten yang terganggu.
Dalam pengertian
yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektua, spiritual dan
penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi)
dalam mempertahankan kesehatannya.
Kesehatan manusia bergerak maju atau mundur dalam
kontuitas tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan
sehat atau sakit. Kesehatan tidak pernah constant. Parson (1972) mengatakan sehat adalah kemampuan melaksanakan peran
dan fungsi dengan efketif, sedangkan Dubois
(1978) mengatakan bahwa kesehatan adalah proses yang kreatif, dimana
individu secara aktif dan terus menerus mengadaptasi lingkungan. (Nasrul
Efendy, 1998). Dan menurut beberapa ahli keperawatan diantaranya Paplau H mengatakan bahwa, kesehatan
adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif, dan
produktif, Orem E.D mengatakan bahwa
kesehatan keadaan integritas individu. Pemeliharaan diri sendiri secara umum
adalah dasar untuk berfungsi secara optimal. Sedangkan King M.E. Mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan yang dinamis
dalam siklus hidup dan memperoleh adaptasi terus menerus terhadap stress (Chirstina Ibrahim, 1986)
2.2
Indikator
Sehat
Indikator adalah
variabel yang digunakan untuk mengevaluasi situasi atau status dan memungkinkan
untuk mengukur setiap perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat.
Indikator harus memenuhi 5 syarat yaitu
simpel, dapat diukur, ada penyebab, terpercaya, serta waktunya pasti.
Indikator untuk Indonesia Sehat dikelompokkan dalam 3
kategori :
1.
Indikator
Hasil Akhir (Derajat Kesehatan)
Indikator ini berupa indikator mortalitas, morbiditas,
dan status gizi.
2.
Indikator
Hasil Antara
Indikator ini berupa indikator lingkungan, perilaku hidup
masyarakat, dan akses serta mutu pelayanan kesehatan.
3.
Indikator
Proses dan Masukan
Indikator ini berupa pelayanan kesehatan, sumber daya
kesehatan, manajemen kesehatan serta konstribusi sektor-sektor terkait.
Menurut
WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah:
1.
Keadaan yang berhubungan dengan status
kesehatan masyarakat, meliputi:
a. Indicator
komprehensif: angka kematian kasar menurun, rasio angka mortalitas proporsional
menurun, umur harapan hidup meningkat.
b. Indicator
spesifik: angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian karena penyakit
menular menurun, angka kelahiran menurun.
2.
Indicator pelayanan kesehatan
a. Rasio
angka tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
b. Distribusi
tenaga kesehatan merata
c. Informasi
lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan lain,
dan sebagainya
d. Informasi
tentang jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit, puskesmas,
rumah bersalin, dan sebagainya (Nasrul Efendy, 1998).
Dalam
hal perawatan kesehatan masyarakat ada beberapa aspek sehat yang perlu diperhatikan:
1.
Pencapaian jadi diri atau pemenuhan dan
pengembangan pontesi secara sempurna.
2.
Keadaan dimana terjadi efektivitas
interaksi fisik dan lingkungan sosial (teori adaptif).
3.
Kemampuan penampilan peran sebagai cara
efektif.
4.
Terhindar dari tanda-tanda dan gejala
penyakit atau ketidakmampuan. (Zaidin Ali, 2000).
Dan
Hendric L. Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 faktor utama yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan. Lingkungan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi
kesehatan masyarakat, karena di lingkunganlah manusia mengadakan interaksi dan
interelasi dalam proses kehidupannya, baik dalam lingkungan fisik, psikologis,
sosial-budaya, ekonomi, dimana kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh
perilaku individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat, yang erat kaitannya
dengan kebiasaan dengan norma, adat istiadatyang berlaku dimasyarakat. Kemudian
baru ditunjang oleh tersedianya fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh
masyarakat, dan yang terakhir adalah faktor keturunan yang dibawa sejak lahir
yang erat kaitannya dengan gen yang diturunkan oleh orang tua. (Nasrul Efendy,
1998).
2.3
Karakteristik
dan Perilaku Sehat
Perilaku sehat adalah perilaku-perilaku yang
berkaitan dengan upaya atau kegiatan individu bagaimana kesehatannya tetap
terjaga. Perilaku tersebut di antaranya: Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan dua konsep yang
berhubungan erat dan pada pelaksanaannya ada beberapa hal yang menjadi saling
tumpang tindih satu sama lain. Peningkatan kesehatan merupakan upaya memelihara atau
memperbaiki tingkat kesehatan klien saat ini. Sedangkan pencegahan penyakit merupakan upaya yang bertujuan untuk melindungi
klien dari ancaman kesehatan yang bersifat aktual maupun potensial.
Persamaannya
Keduanya
berorientasi pada masa depan.
|
Perbedaan
Terletak
pada Motivasi dan Tujuan
Peningkatan Kesehatan
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bertindak secara positif ,
untuk mencapai tujuan berupa tingkat kesehatan yang stabil
Pencegahan Penyakit memberi
motivasi kepada masyarakat untuk menghindari penurunan tingkat kesehatan
atau fungsi
|
Kegiatan Peningkatan Kesehatan dapat bersifat Aktif
maupun Pasif
a.
Peningkatan Kesehatan Pasif
Merupakan strategi
peningkatan kesehatan dimana individu akan memperoleh manfaat dari kegiatan
yang dilakukan oleh orang lain tanpa harus melakukannya sendiri.
Misal: Pemberian
florida pada pusat suplai Air Minum (PAM); Portifikasi pada susu dengan vitamin
D.
b.
Peningkatan Kesehatan Aktif
Pada strategi ini, setiap individu diberikan motivasi untuk melakukan
program kesehatan tertentu. Misal: Program Penurunan BB, dan Program pemberantasan
rokok, menuntut keikutsertaan klien secara aktif.
Sedangkan Pencegahan Penyakit terdiri dari beberapa
tingkatan antara lain:
a. Pencegahan
Primer
Merupakan
pencegahan yang dilakukan sebelum terjadi penyakit dan gangguan fungsi, dan
diberikan kepada klien yang sehat secara fisik dan mental.
Tidak bersifat terapeutik,
tidak menggunakan tindakan yang terapeutik, dan tidak menggunakan identifikasi
gejala penyakit. Terdiri dari :
1. Peningkatan
Kesehatan: pendidikan kesehatan, standarisasi nutrisi, perhatian terhadap
perkembangan kepribadian, penyediaan perumahan sehat, skrining genetik dll
2.
Perlindungan
Khusus: imunisasi, kebersihan pribadi (PHBS), sanitasi lingkungan, perlindungan
tempat kerja, perlindungan kecelakaan, perlindungan karsinoge dan alergen.
b. Pencegahan
Sekunder
1.
Merupakan
tindakan pencegahan yang berfokus pada individu yang mengalami masalah
kesehatan atau penyakit, dan individu yang berisiko mengalami komplikasi atau
kondisi yang lebih buruk.
2.
Pencegahan
sekunder dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian intervensi yang
tepat sehingga akan mengurangi keparahan kondisi dan memungkinkan klien kembali
pada kondisi kesehatan yang normal sedini mungkin.
3.
Pencegahan
komplikasi sebagian besar dilakukan di RS atau tempat pelayanan kesehatan lain
yang memiliki fasilitas memadai.
4.
Pencegahan
sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit pada tahap dini
untuk membatasi kecacatan dengan cara menghindarkan atau menunda akibat yang
ditimbulkan dari perkembangan penyakit.
c. Pencegahan
Tersier
1.
Pencegahan
ini dilakukan ketika terjadi kecacatan atau ketidakmampuan yang permanen dan
atau tidak dapat disembuhkan.
2.
Pencegahan
ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan melalui
intervensi yang bertujuan untuk mencegah komplikasi dan penurunan kesehatan
3.
Kegiatannya
lebih ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi, dari pada pembuatan diagnosa
dan tindakan penyakit.
4.
Perawatan
pada tingkat ini ditujukan untuk membantu klien mencapai tingkat fungsi
setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada akibat penyakit atau
kecacatan.
5.
Tingkat
perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive, karena didalamnya
terdapat tindak pencegahan terhadap kerusakan atau penurunan fungsi lebih jauh.
Misal: dalam merawat orang yang Buta, disamping memaksimalkan kemampuan klien
dalam aktivitas sehari-hari, juga mencegah terjadinya kecelakaan pada klien.
2.4
Kesehatan
Komunitas
Keperawatan
kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan
komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul, azwar
(2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
a. Keperawatan
adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh
manusia, balk secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
b. Kesehatan
adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat
individu sampai tingkat ekosistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam
sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem
tubuh.
c. Komunitas
adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan
dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk
memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
Menurut WHO
(1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan
kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan
kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik
kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh
dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,
berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah
suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat,
serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara menyeluruh
dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
Hendrik L. Blum
mengatakan ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan komunitas, yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Gambar. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan Komunitas
Lebarnya anak panah menunjukkan besarnya peranan dan
kepentingan dari berbagai faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan komunitas.
Pada gambar menunujukkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh dan peranan
terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat
bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang berhubungan
dengan aspek fisik misalnya : sampah, air udara, tanah, iklim, perumahaan dan
sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial merupakan hasil interaksi antar manusia
dengan manusia lainnya. Perilaku merupakan faktor kedua mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, karena sehat/ tidak sehatnya lingkungan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu
sendiri, disamping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat,
kepercayaan, pendidikan, sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lainnya yang melekat
pada dirinya. Pelayanan kesehatan merupakan fasilitas kesehatan yang menentukan
dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan
dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan. Sedangkan faktor keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada
dalam diri manusia yang dibawa sejak dari lahir, misalnya dari golongan
penyakit keturunan, diantaranya diabetes mellitus, asma bronkial, dan
sebagainya.
Dalam kesehatan komunitas menganut berbagai falsafah
yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukannya, yaitu :
1.
Pelaksanaan kegiatan kesehatan komunitas
harus dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat.
2.
Mencakup semua upaya-upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
3. Dalam melakukan kegiatannya selalu
melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisasi.
4. Kegiatan-kegiatan kesehatan komunitas
yang terorganisir tersebut, dalam pelaksanaannya senantiasa melibatkan berbagai
bidang spesialisasi.
5.
Menggalang kerja sama lintas sektoral dan
lintas program dari instansi terkait.
2.5
Konsep
Dasar Keperawatan Komunitas
2.5.1
Definisi
Keperawatan
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari
penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal
setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara
individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada
individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup
manusia.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan
fisik maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan
kesehatan utama (Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai
kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan
wewenang, tanggung jawab serta etika profesi keperawatan.
Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah
yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan. Pertama,
Keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap manusia yaitu keutuhan
sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual. Kedua, kegiatan keperawatan
dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati
martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi
keadilan bagi semua manusia. Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti
tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik, agama,
aliran politik dan status ekonomi social. Keempat, keperawatan adalah bagian
integral dari pelayanan kesehatan serta yang kelima, keperawatan menganggap
klien sebagai partne aktif dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien
dalam pemberian asuhan keperawatan.
2.5.2
Definisi
Komunitas
Menurut Vanina Delobelle, definisi suatu komunitas
adalah group beberapa orang yang berbagi minat yang sama, yang terbentuk oleh 4
faktor, yaitu:
a. Komunikasi
dan keinginan berbagi (sharing): Para anggota saling menolong satu sama lain.
b. Tempat
yang disepakati bersama untuk bertemu
c. Ritual
dan kebiasaan: Orang-orang datang secara teratur dan periodik
d. Influencer:
Influencer merintis sesuatu hal dan para anggota selanjutnya ikut terlibat
Vanina juga menjelaskan bahwa komunitas mempunyai
beberapa aturan sendiri, yaitu:
a. Saling
berbagi (Share): Mereka saling menolong dan berbagi satu sama lain dalam
komunitas.
b. Komunikasi:
Mereka saling respon dan komunikasi satu sama lain.
c. Kejujuran:
Dilarang keras berbohong. Sekali seseorang berbohong, maka akan segera
ditinggalkan.
d. Transparansi:
Saling bicara terbuka dan tidak boleh menyembunyikan sesuatu hal.
e. Partisipasi:
Semua anggota harus disana dan berpartisipasi pada acara bersama komunitas.
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang
hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih
kompleks bila dibandingkan dengan individu dan populasi.Dalam komunitas, semua
organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling
berhubungan melalui keragaman interaksinya.
2.5.3
Definisi
Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah
bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan,
ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan
penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan
keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pads
kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan
(Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko
tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHN, 1977). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan
kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas
diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.
2.5.4
Tujuan
Keperawatan Komunitas
1. Tujuan
Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan
kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan
khusus
a. Dipahaminya
pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya
kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan upaya
perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya
kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya
kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya
kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan keperawatan di
rumah.
f. Terlayaninya
kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang memerlukan
penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g. Teratasi
dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan
sehat optimal.
2.5.5
Asumsi
Dasar Keperawatan Komunitas
a. Sistem pelayanan
kesehatan bersifat kompleks
b. Pelayanan kesehatan
berfokus pada tiga level prevensi: primer, sekunder, dan tersier
c. Keperawatan sebagai
bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan menggunakan pendidikan
& penelitian/evidence based practice termasuk keunikan budaya setempat
sebagai landasan praktik keperawatan
d. Fokus pada keperawatan
primer
2.5.6
Paradigma
Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat
komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan
& Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan
menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1. Individu
Sebagai Klien
Individu
adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi,
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga
Sebagai Klien
Keluarga
merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan
terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan
mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa
alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu :
a. Keluarga
adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat.
b. Keluarga
sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun
mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah
kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
3. Masyarakat
Sebagai Klien
Masyarakat
memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat
semua warga.
Kesehatan
dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut
Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan,
perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan
fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan
dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di
suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air
bersih.
Keturunan
merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang dibawanya sejak lahir,
misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan dan saling
menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan
dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan
esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok
dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan
biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus
hidup manusia.
Lingkungan
dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana
lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini
meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan
spiritual.
2.5.7
Sasaran
Keperawatan Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi
seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang
tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil. Menurut
Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1. Tingkat
Individu.
Pelayanan asuhan keperawatan
berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam
komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah
binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).
2. Tingkat
Keluarga.
Keluarga merupakan sekelompok
individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu
sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam
lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).
Sasaran kegiatan adalah keluarga
dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian
dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada
keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga
yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu hamil
yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya,
balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh
program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga
dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki masalah
gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi
Kronis (KEK), keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,
infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan
neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus
percobaan bunuh diri.
c. Keluarga
dengan tindak lanjut perawatan
3. Tingkat
Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan
individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan
yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan (Mubarak, 2005).
4. Tingkat
Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan
berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam
komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah
binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).
2.5.8
Strategi
Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Strategi
pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan
masyarakat adalah:
1. Pendidikan
kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan
kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan (Naomi, 2002).
Penyuluhan
kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi,
2008). Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses
kelompok (Group Process)
Bidang
tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan
pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model
pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau
pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan masyarakat
yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan pengorganisasian
masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community development) (Palestin, 2007).
3. Kerjasama
atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan
adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat
(Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam hal ini adalah masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kese ahteraan
(Palestin, 2007).
Kemitraan
antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan
dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan
pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan
kesehatan masyarakat (Palestin, 2007).
4. Pemberdayaan
(Empowerment)
Konsep
pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan
atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat,
antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan
mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).
Perawat
komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar
muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan
partisipasi masyarakat (Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan kesehatan
komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat
maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998)
Perawat
di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga,
perawat sekolah, perawat
kesehatan kerja dan perawat
gerontologi.
a. Perawat
keluarga
Keperawatan kesehatan
keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat yang
dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat
sebagai tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Ande, 2009).
Perawat
teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk
praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat
sakit. Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen
dan secara langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah
melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil
riset, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan,
kepemimpinan, pendidikan, case managemen dan konsultasi (Ande, 2009).
b. Perawat
kesehatan sekolah
Keperawatan
sekolah adalah keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan pendidikan guna
memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun masyarakat
sekolah dalam perencanaan pelayanan . Perawatan kesehatan sekolah mengaplikasikan praktek keperawatan
untuk memenuhi kebutuhan unit individu, kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan
salah satu jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan
menumbuhkan kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan
suasana sekolah yang sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa
dan lingkunganya dan sasaran penunjang adalah guru dan kader (Ande, 2009).
c. Perawat
kesehatan kerja
Perawatan
kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam memelihara
kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American
Asociation of Occupational Health Nursing). Perawat kesehatan kerja
mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu,
kelompok dan masyarakat di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak
konstruksi, universitas dan lain-lain. Lingkup praktek keperawatan kesehatan
kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan, pengamatan, memberikan pelayanan
kesehatan primer konseling, promosi kesehatan, administrasi management quality
asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas (Ande, 2009).
d. Perawat
gerontologi
Perawatan
gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut
usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia
tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan
ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank
keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut
independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup
praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan,
malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau
kemandirian lanjut usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah
dan meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya
menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi, penelitian dan
administrasi.
2.5.9
Ruang
Lingkup Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
maupun resosialitatif.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan
kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan
seks.
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui
posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A, iodium, ataupun
pemeriksaan dan peme¬liharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota
keluarga yang sakit atau masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang
sakit dirumah, perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari Pukesmas atau
rumah sakit, perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada,
ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir.
Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien
yang dirawat dirumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti TBC, kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta, patch tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada
penderita stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dll.
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk
mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh
masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
2.5.10
Prinsip
Pemberian Pelayanan Keperawatan Komunitas
Pada saat memberikan pelayanan kesehatan, perawat
komunitas harus rnempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu kemanfaatan dimana
semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas, pelayanan keperawatan kesehatan komunitas dilakukan bekerjasama
dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, asuhan keperawatan
diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan, lingkungannya
termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama
peningkatan kesehatan, pelayanan keperawatan komunitas juga harus memperhatikan
prinsip keadilan dimana tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan
atau kapasitas dari komunitas itu. sendiri, prinsip yang lanilla yaitu otonomi
dimana klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan
beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada.
Prinsip
dasar lainnya dalam keperawatan kesehatan komunitas, yaitu :
1.
Keluarga adalah unit utama dalam
pelayanan kesehatan masyarakat
2.
Sasaran terdiri dari, individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
3.
Perawat kesehatan bekerja dengan
masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih
menekankan pada upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya
kuratif dan rehabilitatif.
5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan
kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang
dituangkan dalam proses keperawatan.
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan
komunitas adalah di¬masyarakat dan bukan di rumah sakit.
7.
Klien adalah masyarakat secara
keseluruhan bark yang sakit maupun yang sehat.
8. Perawatan kesehatan masyarakat
ditekankan kepada pem¬binaan perilaku hidup sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan komunitas
adalah meningkat¬kan fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan seoptimal mungkin.
10. Perawat
kesehatan komunitas tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara tim.
11. Sebagian
besar waktu dari seorang perawat kesehatan ko¬munitas digunakan untuk kegiatan
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang sehat
atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang
baru kembali dari rumah sakit.
12. Kunjungan
rumah sangat penting.
13. Pendidikan
kesehatan merupakan kegiatan utama.
14. Pelayanan
perawatan kesehatan komunitas harus mengacu pada sistem pelayanan kesehatan
yang ada.
15. Pelaksanaan
asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu puskesmas,
institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit
pelayanan.
2.5.11
Peran
Perawat Komunitas
Banyak peranan
yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah :
1. Sebagai
Penyedia Pelayanan (Care provider)
Memberikan
asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada, merencanakan
tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi
pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat (Helvie, 1997).
2. Sebagai
Pendidik dan Konsultan (Nurse Educator
and Counselor)
Memberikan
pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di
rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997). Konseling adalah
proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau
masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk
meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual (Mubarak, 2005).
Proses
pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian
seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk
belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi
pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan
selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Sebagai
Panutan (Role Model)
Perawat
kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana
tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie,
1997).
4. Sebagai
Pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat
diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat
keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada
dalam masyarakat (Helvie, 1997). Seorang pembela klien adalah pembela dari
hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat
sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang
sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas
kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Sebagai
Manajer Kasus (Case Manager)
Perawat
kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya (Helvie, 1997).
6. Sebagai
Kolaborator
Peran perawat
sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim
kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain
dalam kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005).
Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan
dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat
penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).
7. Sebagai
Perencana Tindakan Lanjut (Discharge
Planner)
Perencanaan
pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu
instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada
klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).
8. Sebagai
Pengidentifikasi Masalah Kesehatan (Case
Finder)
Melaksanakan
monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui
kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie,
1997).
9. Koordinator
Pelayanan Kesehatan (Coordinator of
Services)
Peran perawat
sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari
semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak
profesional (Mubarak, 2005).
10. Pembawa
Perubahan atau Pembaharu dan Pemimpin (Change
Agent and Leader)
Pembawa
perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang
membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner
torney mendeskripsikan pembawa perubahan adalah yang mengidentifikasikan
masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan
alternatif, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien melalui
fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan
perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan
menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005)
11. Pengidentifikasi
dan Pemberi Pelayanan Komunitas (Community
Care Provider And Researcher)
Peran ini
termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan
dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran
perawat komunitas (Helvie, 1997).
BAB
3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan
bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
UU No.23, 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Indikator harus memenuhi
5 syarat yaitu simpel, dapat diukur, ada
penyebab, terpercaya, serta waktunya pasti.
Indikator untuk Indonesia Sehat dikelompokkan dalam 3
kategori :
1.
Indikator
Hasil Akhir (Derajat Kesehatan)
Indikator ini berupa indikator mortalitas, morbiditas,
dan status gizi.
2.
Indikator
Hasil Antara
Indikator ini berupa indikator lingkungan, perilaku hidup
masyarakat, dan akses serta mutu pelayanan kesehatan.
3.
Indikator
Proses dan Masukan
Indikator ini berupa pelayanan kesehatan, sumber daya
kesehatan, manajemen kesehatan serta konstribusi sektor-sektor terkait.
Perilaku sehat adalah
perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan individu bagaimana
kesehatannya tetap terjaga. Kegiatan
keningkatan kesehatan dapat bersifat aktif maupun pasif. Sedangkan pencegahan penyakit terdiri dari beberapa tingkatan,
yaitu :
a.
Pencegahan
Primer
b.
Pencegahan
Sekunder
c.
Pencegahan
Tersier
Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973)
adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas
ini bersifat menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada
kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat
komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan
& Dawkins, 1987).
Keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
maupun resosialitatif.
3.2
Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada mahasiswa.
1.
Dalam membuat makalah,
kelompok diharapkan dapat memahami dan menguasai tentang kesehatan
komunitas dan konsep dasar keperawatan komunitas.
2.
Mahasiswa dapat lebih
mengerti tentang pengertian kesehatan, indicator sehat,
karkteristik dan perilaku sehat.
3.
Mahasiswa perlu meningkatkan
keaktifannya dalam bertanya kepada pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Zaidin. 2000. Dasar-Dasar Ilmu Perawatan
Kesehatan Masyarakat Edisi 1. Depok: Pondok Duta.
Effendy,
Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan
Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta: EGC.
Potter, Patricia.
2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktek, Ed.4,
Vol.1 . Jakarta: EGC.
Departemen
Kesehatan RI. 1997. Paradigma sehat, Jakarta: Dep. Kes.
RI
Efendi, Ferry & Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar